Gampong Simpang Peut merupakan salah satu gampong yang berada di wilayah administratif Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Secara historis, nama “Simpang Peut” berasal dari bahasa Aceh yang berarti “Persimpangan Empat”, merujuk pada lokasi geografis gampong ini yang menjadi titik temu empat arah jalan utama pada masa lalu — sebuah pusat perlintasan yang strategis dalam aktivitas masyarakat.

Gampong ini diperkirakan mulai dihuni secara tetap sejak pertengahan abad ke-20 oleh masyarakat yang berasal dari berbagai daerah sekitar, termasuk dari kawasan pesisir dan pedalaman Aceh Barat dan Meulaboh. Sebagian besar penduduk awal menggantungkan hidup dari sektor pertanian, perkebunan, dan hasil hutan. Keberadaan tanah yang subur serta akses ke sungai kecil menjadi faktor penting dalam pembentukan komunitas awal Gampong Simpang Peut.

Pada masa awal berdirinya, struktur pemerintahan gampong masih bersifat adat, dipimpin oleh tokoh-tokoh lokal yang dituakan dalam musyawarah kampung. Seiring berjalannya waktu, terutama setelah Aceh menjadi daerah istimewa dengan otonomi khusus, sistem pemerintahan desa mengalami penyesuaian dengan aturan formal, hingga terbentuklah struktur Gampong Simpang Peut seperti yang dikenal saat ini — dengan Keuchik sebagai kepala pemerintahan gampong serta dibantu oleh Sekretaris Desa, perangkat gampong, dan Tuha Peut sebagai lembaga musyawarah.

Dalam perjalanan sejarahnya, Gampong Simpang Peut juga mengalami berbagai dinamika, termasuk dampak konflik Aceh, gelombang pemekaran wilayah kabupaten/kecamatan, serta bencana tsunami 2004 yang turut memengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat secara tidak langsung.

Saat ini, Gampong Simpang Peut berkembang sebagai gampong yang aktif membangun, dengan dukungan dana desa dan partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta penguatan ekonomi lokal. Semangat gotong royong dan nilai-nilai kearifan lokal tetap menjadi fondasi kehidupan masyarakat di tengah arus modernisasi.